Kamis, 13 November 2008

Bayar hutang...

Ada begitu banyak alasan saya tidak menulis kepada Anda selama satu minggu ini, Para Pembaca Budiman. Untuk memulainya, minggu ini adalah minggu yang berat bagi saya. Seperti yang beberapa dari Anda ketahui, saya adalah mahasiswa semester akhir di universitas tempat saya belajar saat ini. Mengingat tugas dan tanggung jawab saya tersebut, saya ingin mendapat nilai yang baik pada mata kuliah-mata kuliah saya yang terakhir. Dua di antara mata kuliah-mata kuliah tersebut adalah "Manajemen Lintas Budaya" dan "Budaya Organisasi". Dua mata kuliah tersebut kebetulan diajar oleh dosen yang sama. Dan dosen tersebut adalah dosen yang cukup sibuk. Saya dan kelompok saya pun, akhirnya mendapat giliran presentasi pada dua minggu berturut-turut. Akhirnya, saya dan rekan kerja pun bekerja kalang-kabut untuk menyelesaikan presentasi tersebut. Untungnya, dosen kami ini cukup melek teknologi. Beliau bahkan adalah seorang pemakai setia Facebook. Hohoho. Oleh karenanya, pertanyaan-pertanyaan kami dijawab dengan cepat dan efisien menggunakan e-mail. Untungnya, kedua-dua presentasi yang berakhir hari selasa lalu berjalan dengan mulus. Dosen kami terlihat cukup puas dengan kerjaan kami yang dikebut itu. Hehehe.

Alasan kedua, Sosodara, adalah karena saya tidak hendak merepotkan Anda dengan dua posting yang terpisah mengenai satu topik: pameran. Oleh karenanya, saya menunggu untuk mendatangi dua pameran sebelum akhirnya memutuskan untuk memberitakannya kepada Anda. Maka, segera setelah saya pulang dari Incocomtech, saya menulis pada Anda (Betapa saya sangat sayang pada Anda, coba! Kurang apa lagi?)

Kita mulai dari pameran. Seperti yang saya ceritakan di sini, saya berniat untuk mendatangi dua pameran paling anyar di Jakarta: Indonesia-Japan Expo 2008, dan Indocomtech. Yang satu merupakan pameran produk-produk Jepang, dan yang satu lagi merupakan pameran tahunan yang berkaitan dengan komputer dan dunia persilatan perkomputeran. Hohoho.

Mengenai Indonesia-Japan Expo saya tak dapat bercerita banyak. Selain karena pamerannya tidak terlalu menarik, saya sendiri bersama teman saya datang pada saat yang kurang tepat. Selain datang di tengah hari bolong, kami datang pada hari kerja. Walhasil, kami ke tempat pameran dengan disambut pameran yang sepi pengunjung. Sebenarnya, saya mengharapkan akan melihat banyak kebudayaan Jepang di sana. Namun apa mau dikata, yang ada di sana lebih ke arah pengenalan produk negeri matahari terbit. Saya malah melihat Indonesia di masa depan. Dengan norak, saya berfoto di display calon MRT Indonesia. Hohoho.

Pameran kedua--Indocomtech--seperti merupakan obat yang saya tunggu-tunggu. Seperti biasa, saya selalu terhibur dengan pameran-pameran macam ini. Ya teknologinya, ya displanya, ya ramainya. Tapi yang paling penting ya... Murahnya. Hohoho. Memang, semurah-murahnya harga yang ditawarkan, saya tetap harus merogoh kocek yang dalam. Tapi bukankah pengetahuan akan harga-harga barang dambaan merupakan pengetahuan yang sangat berharga?

Bicara soal display, Indocomtech bagi saya adalah pameran yang sangat sayang untuk dilewatkan. Selain PRJ, di sinilah para vendor berlomba-lomba untuk mengeluarkan modal. Bagi saya, modal yang dikeluarkan oleh para vendor sangat well-spent. Betapa tidak? Baik kualitas dan kuantitas stand begitu mencolok. Dan menurut saya, stand-stand dengan display yang menarik inilah yang sering mencuri perhatian pembeli dan pengunjung pameran.
Saya pun akhirnya membeli sebuah bluetooth transmitter dengan harga Rp50.000,-. Agak mahal memang bila dibanding dengan transmitter pada umumnya. Namun mengingat ukurannya yang begitu menggoda, saya cukup terhibur. Toh, saya sudah keliling-keliling satu pameran tersebut untuk mendapatkan harga yang paling murah. Sekedar tips untuk Anda, jangan terburu-buru membeli barang di pameran. Berkelilinglah. Pengalaman mengajarkan saya kalau lima meter dari toko tempat Anda berdiri ada barang yang sama dengan harga yang lebih murah Rp5.000,-. Hohoho. Dan lihatlah, hasil jalan-jalan saya hari ini. Bandingkan dengan besar tangan saya. Si penjual sendiri mengklaim kalau si pentul ini mampu mentransfer data ke device lain yang bermeter-meter jauhnya.

Kegiatan lain minggu ini meliputi mengurus kedua anggota keluarga baru. Bukan, Para Pembaca Budiman, bukan sepupu baru yang merupakan sepupu The Dwarfs, namun dua kelinci lucu yang bernama Mika dan Chika. Adik saya begitu perhatian dan begitu bodoh sampai-sampai ia selalu merasa kalau kedua kelinci tersebut kelaparan. Benar saja, dengan formula"Ketidaktahuan + Kesoktahuan = Kebegoan", adik saya memberi makan kol ke kelinci-kelinci malang tersebut (yang setelah saya cek di internet, kol berbahaya bagi kelinci karena dapat menyebabkan gas berlebih pada lambung yang dapat menimbulkan mencret, kejang, dan berujung pada kematian). Segera setelah saya beritahu kondisi yang membahayakan tersebut, adik saya kalang-kabut. Untungnya, kedua kelinci tersebut tidak kenapa-napa. Jyahahaha.


Minggu ini juga merupakan minggu kompetisi. Setelah sebelumnya saya bertarung makan mie ramen super pedas, saya minggu ini menjawab tantangan di sebuah restoran untuk makan nasi goreng dengan porsi ganda dalam waktu kurang dari lima belas menit. Hah! Terang saja tantangan ini saya menangkan dengan amat mudah. Saya pun membalas kekalahan saya dari Christy dengan mencatatkan waktu yang lebih cepat lima menit dari beliau. Yang unik dari kompetisi ini adalah tiap pemenang berhak mendapat voucher makan gratis segera setelah dia disorakin satu restoran. Ini yang saya tidak tahu. Maka kagetlah saya dan teman-teman saya ketika kami disoraki oleh seluruh karyawan restoran tersebut (pake acara tiup terompet segala lagi). Entahlah mana yang lebih menantang: makannya, atau malunya. Jyahahaha.

Kompetisi juga dilakukan di kafe Strawberry. Bagi Anda yang belum tahu apa itu Kafe Strawberry, Kafe yang masuk daftar 100 kafe favorit Jakarta ini menyediakan board games untuk dimainkan saat Anda makan-makanan ringan maupun berat yang disediakan di sana. Sialnya, Kafe ini menyediakan bedak. Maka demikianlah saya pulang di jam satu pagi dengan keadaan hancur lebur seperti yang tampak di bawah ini. Esok harinya, jerawat besar timbul di pipi saya. T_T


Demikian laporan dari saya. Semoga Anda berkenan. ^^

2 komentar:

Tuxedo_Snoopy mengatakan...

ade lu baca sentaro kali yah kelinci dikasih kol?

dasar emang rakus luh.. tapi kok nasi gorengnya ga keliatan banyak2 banget yah? apa karna gue uda kebiasaan makan porsi bule disini? hahaha
or mungkin efek foto?

ngapain lu pake bedaknya? halaaaa lu gatel pengen nyoba pake bedak kan??? huahahaha

"para pembaca budiman" itu maksudnya gua doang alias fans setia elu?

Anonim mengatakan...

hahaha.. gila gila gila

pk foto di MRT lagi..
td gw kira, koq busway sepi y?? hehe

eh, kegatelan pk bedak.. stuju gw.. haha

blogger templates | Make Money Online