Minggu, 02 November 2008

The All New Air Conditioner: Blessing In Disguise

Ya, Para Pembaca Budiman, Gambar di sebelah ini merupakan AC baru saya. Bukan, bukan saya sengaja mengganti AC window saya yang lama (percayalah, AC window tersebut masih ada di rumah saya. Terima kasih atas jasa-jasamu, AC T_T) tetapi karena AC yang baru ini adalah kiriman berkat yang tidak pernah saya duga-duga.

Seperti yang telah saya tulis di sini, kamar di atas rumah saya tengah direnovasi untuk dijadikan kamar yang layak bagi ketiga sepupu saya yang bersekolah di Jakarta baru-baru ini (sepupu-sepupu ini selanjutnya saya sebut dengan sebutan "the dwarfs"). Awalnya, rencana renovasi ini mengurungkan niat saya untuk meminta sejumlah uang dari orang tua saya untuk mendanai "petualangan festival" saya bulan ini. Rasa kecewa, sedih, marah, dan berbagai perasaan negatif lantas meliputi kalbu (tsa~~~h kalbu~~~). Siapa sangka AC baru mengubah cara pandang saya akan renovasi kamar the dwarfs tersebut?

Awalnya, saya mengantar orang tua saya beberapa hari lalu untuk membeli AC. Saya pun tak keberatan sebenarnya bila harus tetap menggunakan AC lama saya. Toh, saya sudah seperti memiliki ikatan batin dengan AC baheula tersebut. Tapi siapa juga yang hendak menolak rejeki nomplok di depan mata? Segera setelah tawaran dari ayah saya datang, insting untuk mencaplok kesempatan langsung bekerja. Maka saya membarter AC lama saya dengan AC baru. The dwarfs tentu saja harus hidup dengan kenyataan pahit kalau mereka harus puas dengan AC warisan saya (ketawa jahat).

Tapi saya tentu tidak melepas tanggung jawab moral saya. Sebagai pemilik lama dari AC itu, saya tidak meninggalkan mereka AC yang bobrok kondisinya. AC yang mereka terima adalah AC teknologi lama yang masih bekerja dengan baik. Tentu, tidak ada fungsi swing, sleep, atau fungsi-fungsi mutakhir lainnya. Namun, dalam urusan memenuhi fungsi dasar AC sebagai pendingin ruangan, AC tersebut tidak kurang suatu apa pun! Oleh karenanya, Sosodara, mereka sebenarnya mendapat good deal karena tidak harus mengorbankan apa-apa untuk mendapatkan AC tersebut. Pihak yang kalah dalam hal AC-perACan ini adalah (tentu saja) ayah saya (baca: si pengeluar dana). Kasihan Beliau. Hohoho.

PS: to Cink2x, iya tuh, gara-gara penghapus biru-oren itu, buku gua ampe robek-robek karena gua maksa pake penghapus yang biru saat yang oren abis. Jyahahaha. As for the candy, maka dateng buru-buru. Hohoho.

1 komentar:

Tuxedo_Snoopy mengatakan...

Dasar sepupu kejam.. plus anak bejat! apa tuh namanya.. lupa gua.. mengambil kesempatan dalam kesempitan?

anak2 sd skrg masih disuru pake tu pengapus ga sih? seriously.. what r they gonna do with a white-out anyway? swallow them? in terms of swallowing.. they're more at risk with the eraser
lagian.. anak goblog mana yg bakal jilat2 tu tip-ek

blogger templates | Make Money Online