Rabu, 26 Agustus 2009

Life in frame

Betapa saya sudah begitu lama meninggalkan Anda, Para Pembaca Budiman. Saya begitu sibuk sehingga tak jua mengabarkan keadaan saya pada Anda. Akhir-akhir ini, selain sibuk dengan pekerjaan, saya telah mengambil keputusan besar untuk berhenti dari pekerjaan saya dan berkonsentrasi pada GMAT. Tapi saya tak akan bicara tentang keputusan ini sekarang. Terlalu pelik dan tidak begitu menyenangkan. Mungkin nanti. Mungkin tidak. Hehehe.

Saya baru saja membantu keponakan saya dengan foto-fotonya. Saya memunggah foto-foto tersebut ke akun facebook ibunya. Saya tentu tidak keberatan dimintai tolong. Toh anak itu begitu lucu dan begitu mengagumkan (berapa ratus kali sudah saya katakan hal ini pada Anda, ya?). Di balik foto-foto jenaka tersebut, saya mendengar cerita ibunya akan tingkah polah bocah satu itu. Foto-foto yang akan Anda lihat di bawah diambil ketika ia dan keluarganya pergi ke Taman Safari. Sayang saya tak ikut serta. Tapi setidaknya ceritanya terdengar oleh saya. Si ibu bercerita betapa si anak mengira rusa itu mbek dan meraung-raung minta bonekanya (Elmo) hanya untuk memastikan si boneka ikut menyaksikan si mbek. Si ibu juga bercerita tentang betapa si anak mengira macan-macan yang berfoto bersamanya adalah guguk dan menepuk-nepuk serta menjewer kuping si guguk itu (untungnya tidak ada korban jiwa dalam insiden ini: Ibu, anak, dan macan-macan itu selamat! Puji Tuhaaaan). Si ibu juga bercerita tentang anaknya yang takut akan burung rangkong. Si ibu tentu juga tak lupa bercerita akan betapa si gajah disuap (lebih tepatnya "disodok") wortel oleh si anak. Lagi, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Si gajah selamat.

Saya lantas berpikir: "Lima saja anak seperti ini menjadi pengunjung di Taman Safari per harinya, saya percaya anak-cucu kita tak akan bisa melihat Taman Safari karena Taman Safari tentu sudah ditutup saking terlalu besarnya kemungkinan jatuhnya korban jiwa."

Masih bicara tentang foto. Berapa banyak dari Anda yang sudah memiliki foto keluarga? Yang di studio-studio foto begitu? Umur berapa Anda berfoto bersama keluarga Anda?

Percaya-tidak percaya, Para Pembaca Budiman, saya BARU SAJA memiliki foto keluarga tersebut pada umur saya yang hampir 22 tahun ini. Itu pun, bila tak ada sesi foto wisuda, tak akan ada pula sesi foto keluarga. Sesi foto keluarga saya disisipkan di tengah-tengah sesi foto wisuda. Maka jadilah kami berempat berfoto bersama di studio foto. Itu juga, saya masih menanti pihak studio untuk menelepon saya dan mengabarkan kalau fotonya sudah jadi. Saat ini, saat saya tengah bercerita pada Anda, foto keluarga tersebut tengah turun cetak. Saya punya versi pra-edit-nya. Anda bisa lihat foto tersebut di kanan ini.

Betapa pun, saya senang bisa berfoto. Bukankah mengurung memori Anda dalam gambar adalah hal yang menyenangkan? Tak heran bila begitu banyak dari kita (ya, kita: SAYA dan ANDA) tenggelam dalam kenarsisan yang begitu akut. Hehehe. Selamat berfoto!

blogger templates | Make Money Online