Minggu, 18 Januari 2009

Almost There...

Tidak, Para Pembaca Budiman, tidak. Saya tidak mati. Saya hanya sibuk sampai tidak sempat mengabari Anda.

Dan tidak, sampai sekarang pun saya belum ada waktu untuk menulis proper post.

Maka, maaf, Para Pembaca Budiman, kalo beberapa dari Anda ada yang khawatir (pleeeeaaaaase, ada dooooong *desperate blogger*).

Ini, Sosodara, saya copy-paste-kan pos-el saya ke Rezon. This should explain everything. Semoga Rezon tak berkeberatan. Hehehe.

And it goes:
"Hari senen kemaren gua baru pra-sidang (sidang dengan satu orang penguji). Nah, itu gua sukses. Begini, menurut praktik-praktik konvensional, pra-sidang itu yang nyidangin si dosen pembimbing skripsi. Tapi, sehubungan dosen pembimbing gua merangkap sebagai kepala jurusan dan dosen pembimbing akademik bagi banyak orang, maka Beliau ga bisa nyidangin gua sehubungan dengan waktu pra-sidang yang bersamaan dengan minggu batal-tambah. Yang ada, sang kepala jurusan akhirnya menyerahkan nasib anak-anak bimbingannya ke dua orang dosen lain. Yang satu adalah dosen muda yang jayus dan ngajar pengantar ekonomi dan matematika I, yang satu lagi dosen yang agak lebih dewasa dengan status sebagai dosen baru pengajar statistika multivariat. Dan karena skripsi anak-anak keuangan sama sekali bergantung pada statistika, gua sebenarnya akan merasa lebih senang bila disidang oleh dosen muda pengajar pengantar ekonomi (selanjutnya disebut sebagai DMPPE).

Maka pada hari terakhir pengumpulan naskah skripsi, gua membuntut di belakang sang kepala jurusan macam bebek turut induknya untuk mengetahui pihak mana yang cukup sial untuk menyidang anak tak tahu diri ini: gua. Tujuannya adalah bertanya tanggal dan jam berapa gua akan disidang. Tapi memang untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, sang kepala jurusan menaruh naskah gua di meja dosen statistika (saat itu terdengarlah suara jeritan hati gua, "TIDA~~~K!). Sialnya, gua disidang hari Senin jam 8 pagi. Hari pertama, pada jam pertama.

Hari minggu gua benar-benar berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di gereja, muka gua udah muka yang paling pucet. Si pendeta juga khotbah dengan berapi-api lagi. Gua jadi semakin keringet dingin.

Hari senin datang. Gua bangun jam 5 pagi sangking takut telat. Bawa mobil juga udah kayak orang kesurupan. Setengah takut dan setengah sadar. Begitu sampai di kampus, gua langsung tanya ruangan sama orang TU. Lantas gua pun pergi ke ruangan gua. Yang heboh, begitu gua duduk bersandar pada kursi, papan tulis di belakang gua patah. Gua pun akhirnya panik. Setelah beberapa menit kocar-kacir, gua mengimani kalo kejadian itu adalah kesialan gua terakhir hari itu. Si penguji masuk.

Setelah setengah jam berjibaku dan mempresentasikan "konsentrasi hidup gua selama 6 bulan--bila tidak lebih--ini", keputusan pun tiba. Gua ga usah revisi skripsi selain kesalahan-kesalahan ketik di sana-sini (napas lega). Gua diminta memotong durasi presentasi (emang panjang banget sih rasanya, gua kayak udah siap masuk sekolah pendeta begitu. Jyahaha). Dan terakhir, komentar pribadi si penguji mengangkat percaya diri gua, "Kamu lulus sih pasti lulus. Cuma masalahnya lulus dengan nilai 'A' atau 'A-'" (OH YA BAPA, AMI~~~N, YA TUHAN, AMI~~~N).

Setelahnya, gua lega. Setelah nonton pra-sidang orang, gua berkesimpulan kalo ternyata memang lebih baik disidangin ama dosen statistik ini. Biar pertanyaannya kelas berat, si dosen tidak begitu peduli masalah-masalah sepele seperti yang diperhatikan oleh DMPPE. Tuhan emang bekerja dengan cara yang ga pernah gua duga. Ohoho. Maka, kerjaan gua sekarang adalah ngisi-ngisi form administrasi untuk bercerai dengan universitas ini secara baik-baik. Kalo berjalan dengan baik, Rabu ini urusan administrasi gua selesain. Tanggal sidang sendiri masih belum pasti. Menunggu penyesuaian jadwal dan lain sebagainya. Jatoh-jatohnya mungkin antara 2 sampai 21 Februari ini."

Doakan saya, Para Pembaca Budiman. Sekian dan terima kasih.

blogger templates | Make Money Online